
Code Geass: Lelouch of the Rebellion R2
That’s Right! Zero is Back!!!
Sejak pertama kali diputar pada bulan Oktober 2006, Code Geass: Lelouch of the Rebellion membuat kalangan penggemar anime terpana. Kombinasi cerita yang dahsyat dan aksi mecha yang seru membawa hasil kolaborasi Clamp dan Sunrise ini ke peringkat atas industri anime. Puncaknya, pada acara Tokyo International Anime Fair 2007, pemenang Tokyo Anime Award untuk serial anime tak lain tak bukan adalah Code Geass. Dan tentu saja masih ada berbagai lagi penghargaan yang melekat pada Code Geass: serial paling populer di Annual Anime Grand Prix ke 29 yang diadakan majalah Animage, aktor suara terbaik (Jun Fukuyama, yang memerankan Lelaouch Lamperouge) pada Seiyu Awards 2007, dan seterusnya…
Tapi ada satu hal yang membuat geram fans Geass: akhir season pertamanya tidak hanya diiringi penundaan rilis episode terakhirnya dan berbagai gosip (official maupun tidak), tetapi juga menampilkan cliffhanger-ending paling mengejutkan sepanjang masa….. (setidaknya menurut saya)
Follow Up to the Most Atrocious Cliffhanger Ending Ever…
(Warning: Spoilers Ahead)
Jadi, ketika pada bulan April 2008 Code Geass: Lelouch of the Rebellion R2 mulai ditayangkan, komunitas anime serentak berdesah “Akhirnya!” Agak sulit tetapi, untuk bercerita mengenai Code Geass R2 tanpa spoiler bagi mereka yang belum menontonnya. Betapa tidak, episode pertamanya saja merupakan kejutan besar dengan plot twist yang sangat drastis. OK, tidak akan ada spoiler besar dan uraian plot cerita mendetail di sini, tetapi sekali lagi, bagi yang belum mulai menonton Code Geass R2, apa yang akan Anda lihat di bawah ini mungkin sedikit mengejutkan. You’ve been warned…
Singkat kata, di awal season 2 ini kita melihat Lelouch kembali hidup damai di Ashford Academy, didampingi adik laki-lakinya. Di sini kejanggalan mulai terlihat. Adik laki-laki? Lalu di mana Nunnaly? Dan bagaimana kelanjutan dari adegan akhir seson 1? Ternyata, Lelouch dikalahkan, dan oleh Suzaku dibawa menghadap ayahnya, Charles di Britannia, sang Emperor. Sang Emperor ternyata juga memiliki Geass, dan dengan kekuatannya ini ia menghapus ingatan Lelouch sambil menanamkan memori baru; kini Lelouch hanya Lelouch, murid di akademi Ashford yang jago catur dan sangat dekat dengan adiknya, Rolo.
Tapi tentu saja tak butuh waktu lama bagi Lelouch untuk mendapatkan kembali ingatannya, dan identitas lamanya: Zero. Ia juga dipertemukan kembali dengan C.C., Kallen, dan akhirnya membangun kembali The Order of the Black Knights (Kuro no Kishidan). Maka, usaha Zero untuk menjatuhkan kembali Britannia kembali dimulai. Uniknya, kembalinya ingatan Lelouch tidak diketahui semua orang, sehingga pemberontakan yang dipimpin Zero harus diiringi dengan sandiwara Lelouch di depan orang-orang yang sebenarnya tahu mengenai identitas gandanya di waktu yang lalu sebagai Zero, tapi belum yakin bahwa Zero yang baru ini adalah Lelouch juga.
A Worthy Successor
Walaupun mungkin tak terasa oleh semua penggemarnya, Code Geass: Lelouch of the Rebellion R2 agak berbeda dari pendahulunya. Plot cerita bergerak jauh lebih cepat. Pengenalan tokoh baru (atau mecha baru), plot twist serta elemen-elemen cerita lainnya terasa jauh lebih sering. Tidak ada kesan tergesa-gesa, dan integritas cerita masih terjaga, tapi cukup terlihat bahwa alur cerita jauh lebih cepat berbelok-belok daripada di season satu. Perubahan lain yang mungkin juga cukup terasa adalah bahwa ferederasi Cina (Chuka Renpou) kini memainkan peran yang lebih aktif.
Tak lupa, knightmare frame baru maupun versi upgrade dari yang lama semakin “Wah!” pula. Bahkan beberapa sudah menyerempet area Super Robot dengan kemampuan dan persenjataannya yang semakin dahsyat. Lihat saja misalnya, Mordred dengan kanon raksasanya (tak peduli apa kata Sunrise, knightmare frame yang satu ini jelas-jelas adalah saudara dekat Gundam Virtue dari serial Gundam 00), atau Tristan yang dapat berubah menjadi bentuk pesawat, dan Lancelot Conquista dengan perisai Core Luminous Cone-nya.
Tapi, Code Geass tetaplah Code Geass. Di samping aksi tempur antar knightmare yang seru, kisah balas dendam Lelouch alias Zero masih sarat dengan flavour anti-hero yang kental. Sementara kita terpana dengan strategi dan tipu muslihat Zero yang begitu mengejutkan, kita juga masih melihat sisi Lelouch yang penuh dendam, ambisius dan –terutama- manipulatif. Tak butuh waktu lama bagi Lelouch untuk memanfaatkan tokoh-tokoh lainnya demi kepentingannya sendiri, melalui rayuan dan janji-janji palsu (Rolo misalnya) atau intimidasi dan pemerasan (seperti Viletta Nu). Adegan-adegan yang memeperlihatkan Lelouch menyeringai puas semakin memperkuat image Lelocuh sebagai seorang maniak yang terobsesi dengan balas dendam.
Tokoh utama no. 2 –Suzaku Kururugi- di lain pihak, agak berubah. Kematian Euphemia di season 1 dan terbongkarnya identitas Zero benar-benar mengguncang ksatria yang satu ini. Tekadnya masih sama, mengubah Britannia dari dalam, dan memerdekakan Jepang. Tetapi kini ia tampak lebih dingin, penuh perhitungan, dan tegas. Satu hal yang tak berubah, ia tetap menjadi sang ksatria putih yang bertekad menjatuhkan, atau setidaknya menghentikan sang ksatria kegelapan yang sekaligus adalah –atau setidaknya pernah menjadi- teman karibnya. (Segala bentuk kemiripan kalimat terakhir tadi dengan film tertentu dengan tema rodensia terbang melawan badut benar-benar tidak disengaja…. )
Best Anime Series, 2008?
Jadi, apakah Code Geass: Lelouch of the Rebellion R2 pantas menyandang gelar tersebut? Serial anime terbaik 2008? Mungkin. Tidak sekedar melepaskan penggemar-penggemarnya dari penantian sejak epsidoe 25 season 1, R2 juga berhasil berdiri sendiri sebagai serial anime yang mantap, lengkap dengan semua elemen yang menjadikan Code Geass anime peringkat atas di masanya. Tapi apakah R2 dapat melampaui pendahulunya, dan tak lupa saingan-saingannya di season ini? Kita tunggu di akhir season ini….
by Joe
2 comments:
Akhirnya reinkarnasi Advance...
Tetap semangat, ya :)
Aris my Bro...
Keep this blog up, okeh!!
Gw bakal jadiin ini salah satu referensi utama gw, ehehehe....
Post a Comment